1. Membuka Gerbang Langit Di Malam Hari
Tidak banyak orang yang mampu membuka gerbang langit dan mengetuk pintu
kemuliaan Allah di malam hari. Jika engkau bangun malam, dengan hati jernih ,
jiwa raga suci dari hadas, lalu merapat ke pintuNya, maka dirimu termasuk
sebagian dari sedikit. Dan yang sedikit itulah yang beruntung. Yang sedikit
itulah yang di depan untuk memimpin yang lain.
Khalid Abu Syadi berkata melalui kalimat yang indah, “Para Mujahidin
menghunus belati ketakutan dan menggunakannya untuk menyembellih domba
kemalasan. Dengan serta merta rasa kantuk terkejut dan terbang jauh.
Terngianglah di telinga mereka suara benaran, “Adakah orang yang terpanggil?”
Mereka memenuhi panggilan dan hidung mereka mencium keharuman surga yang dibawa
oleh angin di penghujung malam. Rasa rindu semakin menggejolak, tekat pun
bertambah kuat , kaki berdiri kokoh dengan tegaknya, dan air mata bercucuran
sampai akhir masa kunjungan. Dan tibalah saat perpisahan. Seruan untuk
berangkat telah dikumandangkan menggugah keasyikan. Terbitlah fajar.”
Khalid Abu Syadi menyamakan orang yang bangun malam dengan seorang
mujahidin (pejuang di jalan Allah). Ini masuk akal, karena tidak banyak
orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya dan membunuh rasa kantuknya di
pusar malam.
Bangkit dari tidur karena niat untuk menemui ‘Kekasihnya’ di malam hari dan
mengadakan perjumpaan suci. Namun sebelumnya, masih ada musuh yang harus
dikalahkan, yaitu udara dngin yang menyengat tulang sumsum ketika hendak
mengabil air wudhu. Tetapi bagi orang yang sudah ‘tergila-gila’ ingin berjumpa
dengan ‘Kekasihnya’ , apapun penghalang dan rintangan akan dihadapi serta
dikalahkannya. Sebab ia menyadari betul, untuk berjumpa dalam sebuah pertemuan
suci dengan ‘Sang Kekasih’, haruslah berdandan sebagus mungkin dan haruslah
jiwa serta raga dalam keadaan suci. Seseorang ini mengambil wudhu sebagai
bentuk mensucikan jiwa dan raga dari hadas.
Tentunya tidak mungkin gerbang pintu kemuliaan Allah dibuka ketika
seseorang hadir dalam keadaan kotor. Sama halnya jika engkau hendak menghadap
Raja dengan baju kotor, berbau, dan berpenampilan dekil. Jauh sebelum mendekat
ke pintu gerbang kerajaan, sudah ditolak oleh penjaganya. Maka pasti engkau
tidak akan bisa memenuhi keinginan mu untuk menghadap Raja yang kau rindukan.
Tapi engkau berdandan rapi dan tampak sopan, penjaga gerbang akan
mempersilahkan masuk. Engkau bertemu Raja dan berbicara dengannya. Jika raja
itu bijak dan berterima kasih sayang , apa yang kau minta akan dikabulkannya.
Maka pikirkanlah, Raja yang kau hadapi di keheningan malam adalah Raja dari
segala raja yang memiliki sifat Maha Kasih dan Maha Sayang kepadamu.
Menangislah di hadapanNya dengan segala penyesalan atas dosamu. Kemudian
ajukanlah permohonanmu dengan sopan niscaya Dia akan mengabulkan hajatmu
"Selama Hidup Rasulullah Tidak Pernah Melewatkan Tahajud"
Qiyamul lail adalah shalat malam. Di antara sekian banyak shalat malam,
sesungguhnya yang paling utama adalah shalat tahajud. Di katakan bahwa shalat
tahajud itu kedudukannya setelah shalat wajib yang lima waktu.
Shalat Tahajud menyimpan keagungan dan kemuliaan yang luar
biasa. Keduduksnnya memang sebagai ibadah sunnah namun Rasulullah tak sekalipun
meninggalkannya dalam seumur hidupnya. Tidak banyak orang yang mampu
melaksanakannya dengan Istiqamah. Namun andaikan seluruh manusia di dunia ini
tahu serta merasakan keindahannya, tentu akan tergila-gila mengerjakannya.
Dahulu, apabila Rasulullah saw. meninggalkan wirid qiyamul lailnya , beliau
mengqadhanya (menggantikannya) di siang hari dengan shalat sebanyak
dua belas rakaat.
Dahulu, Rasulullah saw. selalu membangunkan keluarganya agar mereka ikut
ambil bagian (turut serta) meraih saat yang baik itu. Beliau mendatangi anak
perempuannya, Fatimah , dan suaminya, Ali seraya mengetuk pintu rumah mereka di
malam hari. Beliau merasa heran karena keduanya lebih memilih tidur daripada
shalat tahajud. Rasulullah menegur mereka, “Tidaklah kalian kerjakan shalat ?”
Dahulu, jika Rasulullah saw. mendengar suara kokok ayam di tengah malam,
beliau terbangun lalu menyambung kokok ayam itu dan menyerukan kepada manusia
dengan bahasa mereka seraya berkata, “Wahai manusia, keguncangan kiamat akan
datang yang diiringi dengan keguncangan yang lain. Telah datang kepada kalian
kematian dengan segala sesuatunya.”
Pernah juga Rasulullah saw. berkata kepada para sahabat, “Sebaik-baik
lelaki adalah Abdullah bin Umar bin Khathab, seandainya ia shalat di waktu
malam.” Beliau saw. pernah menasihati Abdullah bin Umar, “Wahai Abdullah,
janganlah engkau menjadi seperti si fulan, ia mengerjakan shalat malam, lalu ia
meninggalkannya.” Salah satu dari sekian warisannya adalah tauladan
mereka dalam bertahajud.
2. Misteri Besar Yang Jarang Diketahui Orang
Misteri adalah sesuatu yang tidak banyak diketahui manusia. Malam yang
panjang dan sunyi sesungguhnya menyimpan sebuah misteri. Bagi orang yang
melewatkannya begitu saja tentu tidak akan menemukan kunci rahasia itu. Namun
bagi yang rajin bangun malam dan mengetuk pintu langit melaui tahajud, pasti
akan mendapatkannya. Maka raihlah kunci kejayaan hanya dengan berdiri
berqiyamul lail dengan ikhlas dan istiqamah. Bermunajatlah kepada Allah, pasti
kau akan menemukan misteri itu.
Pikirkanlah, seandainya tidak menyimpan misteri besar mengapa Rasulullah
saw. rajin melaksanakannya? Mengapa Nabi Dawud gemar mendirikannya? Mengapa
para salaf dan para shahilin pun istiqamah dengan tahajud?
Dikatakan bahwa dengan shalat tahajud seseorang akan mendapatkan kemuliaan
dari Allah; semua rahmat yang tidak mudah didapatkan oleh kebanyakan manusia di
dunia. Kemuliaan itu meliputi surga yang tidak hanya dijumpai di akhirat,
tetapi langsung dirasakan di dunia. Jika mati, menjadi mati khusnul khatimah,
serta hajat (keinginan) yang baik tentu dikabulkan oleh Allah swt.
Jika engkau belum pernah merasakan lezatnya berdiri di malam hari dengan
tahajud, cobalah untuk melakukannya, pasti dirimu akan merasa rindu kepada
Allah Yang Maha Penyayang.
3. Sarana Komunikasi Secara Langsung
Qiyamul lail, dalam hal ini shalat tahajud, merupakan sarana komunikasi
langsung dengan Allah swt. Ketika malam sedang sepi, seorang muslim yang shaleh
berdiri tegak mengadap Allah. Ia bermunajat, beristiqfar dan melakukan
pujian-pujian di dalam shalat nya. Jiwa dah rohnya menyambung dengan Dzat Allah
Yang Maha Ghaib.
Banyak orang berdo’a tetapi do’a nya tidak mustajab. Hal itu karena kurangnya
konsentrasi kepada Allah yang di mintai do’a. Banyak orang yang ingin
mendapatkan kemuliaan, tetapi hatinya tetap merasa ‘jauh’ dari Allah. Hal itu
karena kurangnya konsentrasi dalam melakukan komunikasi dengan Tuhannya.
Oleh karena itulah shalat malam (tahajud) merupakan amalan yang sangat
tepat untuk ‘menyambung’ komunikasi antara hamba dan Tuhannya. Mula-mulanya ia
menyatakan penyesalan atas segala kesalahannya dan berharap mendapatkan ampunan
dari Allah. Tetesan air matanya berubah menjadi genangan telaga al-Kautsar.
Sebuah telaga ampunan dari Allah. Setelah itu, ia mengajukan
permohonan-permohonan yang mengandung kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena
antara hamba dan Tuhan telah terjalin komunikasi yang mesra, tentu setiap
permohonan dikabulkanNya.
4. Dijamin Masuk Surga
Yakinlah bahwa tahajud bisa mempermudah dirimu untuk masuk surga. Barang
siapa yang menghidupkan malam dengan shalat sunnah, yang mendapatkan limpahan
rahmat dari Allah dan mendapatkan surga.
Masuk surga dengan damai, dapat di artikan sebagai surga kelak setelah
kiamat. Namun boleh jadi surga di dunia, yang berupa nasib baik, hidup
sejahtera dan hati damai. Tidakkah engkau mendambakan kehidupan yang baik,
sejahtera dan suasana damai? Sesungguhnya hal itu di dambakan oleh semua umat
manusia. Kehidupam yang baik, artinya, engkau mendapatkan kelapangan rijeki,
kemudahan dalam mencari nafkah dan menyelesaikan masalah, kondisi kesehatan
yang terpelihara dan pikiran damai.
Karena kepatuhan dan munajatmu setiap malam, engkau pun masih akan
mendapatkan sesuatu yang lebih besar dan lebih berharga, yakni mati dalam
keadaan biak di hari kiamat dijamin masuk surga.
Orang yang bertaubat dengan istighfar dan munajat di malam hari, ia
mendapatkan ampunan dari Allah. Ia termasuk orang yang berlomba-lommba mencari
keampunan Tuhannya, yang sudah di jelaskan pada Al-Qur’an